Membaca merupakan proses untuk memahami isi bacaan dalam buku yang memerlukan konsentrasi tinggi. Proses membaca juga melibatkan indra mata, perasaan, otak, khayalan, dan imajinasi. Oleh karena proses membaca yang demikian, maka pelajar lebih menyukai membaca bacaan ringan atau bersifat hiburan daripada buku pengetahuan atau buku pelajaran.
Dalam hal ini pelajar lebih menyukai membaca komik karena sangat menarik untuk dibaca dan penuh gambar. Hal itu membuat komik menjadi begitu mudah untuk dipahami. Dengan perpaduan gambar dan sedikit teks membuat para pelajar tidak perlu mengerahkan daya konsentrasi tinggi untuk memahami isi ceritanya atau informasi yang ada di dalamnya. Tidak seperti buku pelajaran yang memerlukan daya konsentrasi tinggi untuk memahami isi dan informasinya, karena di dalamnya terlalu banyak teks dan sedikit sekali gambar. Hal ini membuat para pelajar lebih cepat bosan. Adapun jenis-jenis komik yang dikenal para pelajar bertema petualangan, olah raga, ilmu pengetahuan, seri tokoh dunia, dan cinta.
Membaca komik memiliki dampak positif dan dampak negatif bagi pelajar. Dampak positif membaca komik bagi pelajar adalah para pelajar dapat mengembangkan imajinasinya, menambah wawasan, menambah informasi lebih banyak, dan meningkatkan semangat bila komiknya bersifat tanpa menyerah. Selain itu menurut Hurlock (1978) komik dapat memberikan model yang dapat digunakan untuk mengembangkan kepribadian anak.
Namun, di sisi lain komik bisa memberikan pengaruh negatif bagi para pelajar misalnya mengikuti cara hidup yang tidak baik di dalam cerita komik. Mungkin bisa berpacaran, bertindak kekerasan, berkelahi, dan lain-lain. Selain itu, pelajar bisa menangkap pesan yang salah dari komik seperti tindakan kekerasan. Pelajar saat ini banyak meniru tokoh-tokoh komik untuk bertindak kasar atau yang tidak baik terhadap orang lain.
Pelajar juga lebih mementingkan membeli buku komik daripada buku pelajaran karena saat ini khususnya komik Jepang sangat merajai pasaran. Begitu gemarnya membaca komik, para pelajar sampai lupa waktu bila telah membaca komik. Jika sudah membaca komik, mereka sulit dialihkan kegiatannya. Hal itu berakibat pada aktivitas yang tertunda antara lain, malas mandi, malas makan, malas mengerjakan tugas rumah, malas belajar, dan sebagainya. Para pelajar juga menjadi kurang bisa mengendalikan diri untuk meniru tokoh-tokoh dalam komik. Kalau yang ditiru mereka hal-hal yang baik tidak akan menjadi masalah, tetapi kalau yang ditiru hal yang tidak baik akan menjadi masalah.
Mengatasi hal tersebut, orang tua harus mendampingi dan memberikan pemahaman kepada anak bahwa cerita dalam komik adalah cerita khayalan. Tokohnya ada yang baik dan tidak baik. Orang tua juga harus membantu memilihkan bacaan yang sesuai dengan perkembangan jiwa dan diminati anak. Disamping itu, orang tua perlu menentukan waktu untuk membaca komik supaya anak atau pelajar tetap bisa belajar dan melakukan aktivitas yang lain. Hal yang terpenting, pelajar juga harus mampu memilih dan memilah bacaan komik yang baik dan patut untuk ditiru.
Minggu, 15 November 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar